EXO

EXO

Senin, 05 Januari 2015

[Chaptered] Growl - Prolog



DipBeam present


Growl
 
*Prolog*




Upacara kelulusan di sebuah Junior High School di tengah kota Seoul berjalan lancar. Suasana haru dan bahagia menguar dan memenuhi udara. Cicit burung yang bersahutan ikut memeriahkan suasana. Semua nampak gembira dan bahagia. Dengan nilai yang memuaskan mereka semua akan masuk ke sekolah menengah atas dengan mudah. Meneruskan hingga ke perguruan tinggi dan mengejar cita-cita masing-masing.
Suasana bahagia tak ada dalam diri seorang Jung Han Mi. gadis pandai dan berbakat dalam segala bidang itu berlari tergesa menuju gerbang. Menggenggam ijazah dan ponsel di satu tangan. Pipi merah mudanya basah. Rambut hitam sepunggung yang dibiarkan tergerai berantakan karena angin. Dia terus berlari tak peduli berapa banyak orang yang tertabrak dan mengumpat. Dia juga tak menyadari ada seseorang yang mengikutinya dari belakang, Membungkuk dalam dan menggumamkan kata maaf kepada semua orang dan kembali mengikuti gadis itu.
Jung Han Mi disana, dengan seorang wanita paruh baya di hadapannya. Gadis itu menatap lurus ke depan. Tapat di mata wanita yang ada di hadapannya.
Han Mi menarik napas panjang sebelum berkata, “Kenapa?” susah payah dia bicara. Matanya mulai berair lagi.
“Kenapa? Ke.. kenapa, ibu?” bahunya berguncang tak beraturan. Dadanya naik turun menahan emosi. Yang ditanya hanya diam. Membiarkan kesunyian menginvansi ketegangan, sebelum dia melepas kacamata hitamnya. Perlahan lengannya luruh di samping tubuhnya. Senyum separo menghias wajah angkuhnya.
“Tanya saja pada lelaki tua yang kau sebut ayah itu!” mengacungkan kacamata hitamnta kearah Han Mi. Dia berbalik dan memakai kacamatanya lagi “Aku harus pergi. Aku tak memiliki banyak waktu.” Pengawal membukakan pintu untuknya. Sebelum pintu itu tertutup wanita paruh baya itu mengucapakan satu kalimat yang membuat Han Mi membeku. Merasakan ribuan anak panah yang melesat menuju satu titik pasti yang ada di sebelah kiri bagian tubuhnya. Bagian tubuh yang merupakan sumber kehidupan setiap manusia. Meluncur dan menancap dalam dalam jantungnya. Menimbulkan luka bernanah yang tak akan pernah bisa sembuh.
“Ah.. dan satu lagi. Aku bukan lagi ibumu.” Kalimat yang meluncur dengan lancar dari mulut seorang wanita yang telah melahirkan anaknya. Kalimat yang seperti sudah ribuan tahun dipendam dalam kubah nanah yang tertutup. Tak ada yang tahu kecuali dirinya. Satu kalimat yang menghancurkan gadis semata wayangnya.
***
Disana, dibalik tembok sebaga saksi bisu kekerasan batin terhadap anak kandung, seseorang mengepalkan tangannya. Menahan emosi yang meledak-ledak. Dalam hati dia mengutuk ayahnya yang melakukan kegiatan biadab itu. Bagaimana bisa dia membiarkan malaikatnya terluka seperti ini? Melihat malaikatnya disakiti secara langsung sudah membuatnya gila. Apalagi membiarkan sayap milik malaikatnya kehilangan bulunya sedikit demi sedikit kemudian mati. Tidak! Dia tak akan melakukan itu. Dia berlari dan merengkuh malaikatnya. Mendekapnya dengan kasih sayang dan perlindungan. Berusaha menenangkannya dengan kata-kata lembut menjanjikan.
“Jangan khawatir.. aku akan melindungimu. Aku janji.”

TBC






aaiihh... sedikit lega bisa nulis prolognya.. hehe, ya walau baru prolog sih dan ini sangat pendeeeeek... uuuuh maafkan akuu
ini ff request dari pembaca setiaa.. aihh.. ff request dari Nyonya Wu atau cik vira. semoga suka deh.. buat pembaca yang lain.. semoga menikmati. Harus review yaaah... aku bakal lebih semangat buat ngelanjutnya, dan kalian adalah inspirasikuuu.... muaah /cium satu-satu/

2 komentar:

  1. Annyeong... Saran dikit dulu yes alurnya jgn kecepetan tetep oke sih ditunngu ya yg full version :*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Annyeonghaseyo~ terimakasih sudah baca dan komentar.. :)
      ini baru prolog kok, masih ada lanjutannya. yang pasti.. jangan bosan menunggu dan jangan bosan komnetar yaa, like juga deh kalo perlu. gomawo~ *bow

      Hapus