Cast : EXO members and OC | Genre : friendsip, family, romance | Tittle : Growl | Author : DipBeam | Length : Chaptered
Cahaya
bulan menembus dari celah gorden jendela yang baru ditutup. Menerpa wajah
lembab seorang gadis yang terlelap. Nafasnya masih tidak teratur, tapi tidak
separah tadi. Seseorang yang menutup gorden bersandar di tepi jendela,
memperhatikan wajah Jung Han Mi yang damai dalam tidurnya. seolah tak ada
kejadian apapun sebelumnya.
Chanyeol
masih bergeming, dia menyilangkan kedua tangannya ke depan dada. Tetap
bersandar di tepi jendela. Pikirannya pergi entah kemana—mungkin
ke negeri antah berantah. Mencari obat untuk gadis yang terlelap di hadapannya.
Sungguh, Chanyeol tidak sanggup. Melihat bidadarinya kesakitan. Rasa sakit yang
bahkan lebih sakit dibanding dengan saat kau tak sengaja mengiris jarimu saat
membantu ibumu di dapur.
Han
Mi melenguh, meraba selimutnya sebentar dan menariknya hingga sebatas leher. Menyamankan
posisi tidurnya, meringkuk ke arah jendela. Suasana lengang, sampai suara isakan
kecil masuk ke pendengaran Chanyeol. Dia berjalan meninggalkan jendela, yang
menampakkan suasana malam berupa atap-atap rumah penduduk yang seolah digantung
dengan tali transparan di dinding hitam berhiaskan gliter warna perak yang
memukau. Oh.. dan jangan lupakan bulatan indah yang terlihat lebih besar dari
gliter perak yang bertaburan.
Langkah
Chanyeol berhenti di sebelah tempat tidur Han Mi, tepat menghadap wajah gadis
yang masih terlelap. Namun, air mata masih mengalir dan suara isakan masih
terdengar. Chanyeol menghela napas tak tega. Jarinya perlahan menyentuh dan
mengusap air mata Han Mi. Berusaha keras agar tidak mengganggu tidurnya.
Chanyeol
masih menatap gadis itu dalam diam. Matanya menelusuri setiap inci wajah manis
Han Mi. Wangi shampo khas Jung Han Mi tercium dari jarak mereka sekarang. Wangi
kesukaannya. Dia semakin mendekatkan wajahnya. Ingin merasakan aroma Han Mi
dalam paru-parunya. Untuknya sendiri tanpa melihat orang lain. Han Mi
bidadarinya. Miliknya. Park Chanyeol adalah pemilik Jung Han Mi, setidaknya itu
pikir Chanyeol.
Dia
lupa bagaimana cara bernapas saat pintu kamar tiba-tiba terbuka. Tubuhnya
membeku. Di ambang pintu terlihat pria paruhbaya yang sama kagetnya. Tangannya
masih menggenggam handle pintu. Pria
itu berdeham sekali dan diikuti Chanyeol yang membungkuk kikuk.
“A..annyeonghaseyo paman. Saya baru saja
selesai mengantar Han Mi. Ta.. tadi dia tertidur di bus. Jadi saya
menggendongnya hingga kemari. Maaf atas kelancangan saya paman.” Suaranya
serak, menahan gugupnya. Tangannya mulai mengeluarkan keringat dingin melihat
wajah Ayah Han Mi yang begitu tegang. Chanyeol merasa ada dalam kandang harimau
saat ini.
“Ha?
Hahaha,..”
“Hahaaapa? Dia tertawa?
Apa telingaku bermasalah?” tangannya meraba kedua daun
telinganya. Dia terlihat berkali-kali lipat lebih idiot.
“Hahahaa...
jangan terlalu formal seperti itu. Aku senang ada kau disini.” Berjalan
menghampiri Chanyeol. Dia berhenti beberapa langkah di depan Chanyeol. Pria itu
mengeluarkan senyumnya, mengalihkan pandangannya pada anak gadis sematawayangnya.
“Justru, aku senang jika kau ada disini. Aku merasa tenang. Sudah lama dia
mengidamkan sosok yang bisa melindunginya selain aku yang jarang sekali berada
di rumah.” Pria itu tersenyum lagi. Senyum pedih seorang ayah yang tidak bisa
merealisasikan rasa sayangnya secara penuh kepada anaknya. “Tolong jaga dia.
Anak cengeng dan rapuh yang sok kuat.” Pria itu menepuk pundak Chanyeol sebelum
pergi. Chanyeol hanya bisa mengiyakan apa saja yang di katakan pria itu walau
tidak semua yang bisa dia tangkap maksudnya. Baru sebentar kembali dalam
dunianya sendiri suara itu mengusiknya lagi.
“Ah
ya.. dan satu lagi. Namamu Park Chanyeol, kan?”
dia tersenyum. Chanyeol mengamini. “jaga adikmu ya. Jadilah kakak yang baik.” Pria
itu mengarahkan tatapannya pada Han Mi yang masih terlelap. Gadis polos yang
baru saja lulus dari sekolah menengah pertama dengan nilai sempurnya. Harusnya
dia bahagia di malam kelulusannya. Harusnya sekarang dia menghabiskan waktu
bersama keluarganya, mengadakan pesta kelulusannya dengan tawa riang. Harusnya malam
ini adalah malamnya yang paling berharaga, paling bahagai. Harusnya..
harusnya.. terlalu banyak kata seharusnya yang tidak bisa diungkapkan. Terlalu
banyak kesedihan dibalik kata harusnya
yang sarat akan harapan. Harusnya, semua ini tidak pernah terjadi.
*
*
*
Liburan
selesai dengan begitu kejamnya bagi seorang Jung Han Mi. Dia baru menikmati
libur panjangnya pada saat-saat terkhir. Setelah melewati segala macam cobaan
saat masa orientasi siswa yang biasanya digunakan sebagai ajang balas dendam. Bullying dan segala macam kekerasan
diterapkan saat masa orientasi dan gilanya itu semua hanya drama. Yeah.. just a drama. Setidaknya itu untuk
senior dan junior, antarangkatan. Tidak untuk seangkatan.
“Kenapa
kau tidak menjawab?”
“Tidak
punya mulut ya?”
“Hei!
Jawab! Aku tidak sedang berbicara dengan patung kan?!”
“YA!!”
Teriakan
demi teriakan dan umpatan serta makian keluar dari mulut para senior di SeungJo
Senior High School. Yang diteriaki hanya diam tanpa ekspresi. Bukan takut, Han
Mi hanya malas. Berbicara pada senior sama saja dengan berbicara angin. Selalu
memutar balikkan fakta.
Jung
Han Mi memakai segala perlengkapan yang ditentukan. Berbagai tetekbengek yang merepotkan melekat di
tubuhnya, yang anehnya dia tetap saja manis, tak kurang sekecil apapun. Mungkin
itu yang membuatnya di serang harimau yang sedang haid sekarang.
“Maaf
sunbae.. apa salah saya?” jawabnya
santai, tetap mempertahankan ekspresi.
“Banyak!
Kau tahu, aku sampai tidak bisa menghitungnya!”
“Wah..
sunbae, kan saya baru disini. Tolong
jelaskan apa yang saya lakukan dan kenapa itu salah dimata kalian?” nadanya
masih datar, ada penekanan di setiap katanya.
Dua
senior yang ada di depannya diam. Geram karena ada yang berani menantangnya. Satu
diantaranya maju dan menarik tanda pengenal Han Mi.
“Jung
Han Mi,” dia mengeja, “kau menantangku ya?”
“Tidak.”
Tatapannya datar.
“Lalu
apa? Hah!”
“Aku
hanya malas.”
“Beraninya
kau!” tangannya terangkat.
BRUUKK!
“Ah..
mian S-U-N-B-A-E aku tidak sengaja,”
mengambil gelas plastik yang tergeletak di tanah. Air berwarna cokelat
bercecer. Sebagian besar tumpah di seragam senior itu, seragam Han Mi hanya
terkena percikannya. Tapi itu terlihat menjijikan, “aku sedang buru-buru tadi.”
Tanpa membungkuk dia pergi. Tangannya yang bebas menggenggam erat pergelangan
Han Mi. Membawanya menjauh.
“Awas
kalian!” teriak senior itu. Dia membersihkan seragamnya yang kotor karena air
yang dicampur dengan tanah.
Dua
orang itu tetap melangkah. Tidak menghiraukan teriak jengkel dari senior
mereka. Laki-laki yang menyeret Han Mi berdecak kesal. “kenapa ada laki-laki yang cerewet seperti itu. Ya Tuhan!” batinnya—batin
mereka berdua.
*
*
*
“Lepas!”
“Aku
melakukannya tanpa kau minta.”
“Shit! Kau siapa sih!”
“Aku?”
“Ya.
Siapa lagi?!”
“Aku—“
Brakk
“Ya!
Kau disini ternyata. Cepat ikut aku!” orang yang baru datang itu menarik tangan
anak laki-laki itu keluar. “kenapa bisa dihari pertamau sekolah kau sudah
mencari masalah sih! Aish.. jinjja!”
TBC
maaf kalau ini pendek dan banyak typo.. aku masih belajar dari review kalian, so.. review please.. untuk kebaikan bersamaa.. :)

Keren kok min cuma alurnya diawal terlalu lambat terus yg diakhir terlali cepet :*
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus